Langsung ke konten utama

Aku Melangkah Lagi

Program Bridge Masuk Sekolah di Kec. Kebumen



Aku melangkah lagi..
lewat jalan nan sepi
perlahan tapi pasti 
mengikuti alunan melodi

Penggalan syair lagu yang dipopularkan Vina Panduwinata, Si Burung Camar, nampaknya mencerminkan upaya kami dalam mengembangkan program BMS di lingkungan sekitar.  

Bagi saya yang mengikuti pola asuh alm. Ibu Atiatoen, tidak ada sekolah yang favorit (superior) atau sebaliknya terbelakang (inferior). Masing-masing orang punya kadar kepekaan kognitif yang khas dan mengikuti hukum pertumbuhan hasil yang semakin menurun setelah mencapai puncaknya. Sementara itu, pola asuh yang berlaku saat ini cenderung formalistik dan datar. Pola asuh seperti ini sarat dengan simbol dan atribut. Dalam istilah filosofis, bentuk mengungguli isi. 

Mengikuti cara yang saya pahami dan ikuti, pola asuh anak usia SD mengikuti perkembangan jiwa anak yang tidak saja memerlukan bekal kognitif atas dasar-dasar ilmu pengetahuan umum. Tetapi harus juga diimbangi dengan pengetahuan dasar tentang etika dan kecakapan hidup (life skill). Olahraga bridge berisi banyak hal tentang upaya mengoptimalkan kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ). Minibridge adalah aplikasi teori dan praktek olahraga bridge untuk anak-anak dan remaja. Sehingga para pemain minibridge sejak awal telah dibiasakan untuk memiliki pola pikir yang terstruktur, sistematis, strategis dan pragmatis. Serta melatih pola hidup yang berlandaskan etika dan mengutamakan kebersamaan yang merupakan tata nilai kehidupan manusia Indonesia (gotong royong).  

 

Untuk mengingat kembali, berikut adalah  Tujuan Program BMS :

  1. Mempercepat peningkatan populasi pemain dan masyarakat pendukung olahraga bridge di Indonesia.
  2. Mempercepat terjadinya pemerataan prestasi di seluruh daerah di Indonesia dengan meningkatkan jumlah kompetisi/turnamen.
  3. Meningkatkan jumlah bibit atlit bridge potensial sehingga mempercepat proses regenerasi atlit.nasional.
  4. Merubah pandangan masyarakat yang mengidentikkan olahraga bridge sebagai permainan yang berbau judi.
  5. Turut mencerdaskan anak bangsa melalui peningkatan serta integrasi antara kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) serta kecerdasan lainnya serta tertanamnya suatu pola pikir yang terstruktur, sistematis, strategis, dan pragmatis
  6. Turut menunjang kurikulum pendidikan berbasis kompetensi yang mengarah kepada kecakapan hidup (life skills).
  7. Memberikan aktivitas/kegiatan siswa yang merupakan integrasi antara hobby, olahraga, dan pergaulan.
  8. Sebagai salah satu sarana dan prasarana untuk menurunkan frekuensi tawuran, pemakaian narkoba, dan tindak kriminal. 
  9. Memudahkan pengawasan dan monitoring kegiatan siswa oleh guru maupun orangtua. 
  10. Memberi kesempatan kepada para siswa untuk berperan serta secara aktif untuk mengharumkan harkat dan martabat bangsa melalui cabang olahraga bridge.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sistem Penawaran Presisi

Sistem Penawaran Presisi ( Precision Bidding System ) atau sering disingkat Prec adalah sistem penawaran yang memiliki penggemar sangat banyak di Indonesia. Bahkan, dalam salah satu artikel Bert Toar Polii ditulis: Indonesia adalah Presisi ! Popularitas sistem ini terutama karena opening bid (pembukaan) 1C yang berarti punya pegangan kartu berjumlah 16HCP atau lebih. Cukup sampai disinikah sistem presisi berlaku ? Ternyata tidak. Karena itu, agar mendapatkan gambaran yang cukup lengkap tentang sistem yang berbasis distribusi ini, saya mengadopsi dari Sistem Presisi AMOX COMMUNITY yang rasanya cukup mewakili sistem presisi baku di bawah ini. 1) Penawaran Tingkat 1: OPENER RESPONDER POINTS 1 D SEGALA DISTRIB 0 – 7 1 C 1 H / S MIN 5 LEMBAR 8 – 15 16 UP 1 NT BALANCE 8 – 10 2 C / D MIN 5 LEMBAR 8 – 15 SEGALA DISTR. 2 H / S MIN 6 LEMBA

Bridge Itu Olahraga Otak Yang Asyik Lho - Pengenalan

Bridge itu jembatan. Yang dijembatani adalah informasi kartu dari pasangan dua orang yang sifat dan kemampuan berpikirnya berbeda.  Bentang informasi kartu sebanyak jumlah lembar, warna dan nilai kartu bridge. Nama aslinya Contract Bridge atau bisa juga disebut Bridge saja. Bridge termasuk olahraga otak seperti catur. Bedanya, catur dimainkan individual. Bridge harus dilakukan berpasangan. Memadukan dua orang yang secara alamiah tentu berbeda karakter (sifat atau kepribadian), selera serta kapasitas berpikirnya. Permainan Bridge menggunakan alat bantu utama berupa satu set kartu yang popular disebut kartu remi tanpa joker . Ada 52 lembar yang terbagi dalam 4 warna . Dimulai dari warna terlemah , Club (C)   atau keriting , kemudian Diamond (D) atau wajik , Heart (H) atau hati  dan w arna terkuat adalah Spade (S) atau daun . Kita akan tahu kalau setiap warna kartu bridge itu berjumlah 13 lembar (52 ÷ 4). Bridge berkembang jadi permainan yang mend

Pandangan Islam Tentang dan Manfaat Olahraga Bridge

Bridge atau Contract Bridge memakai kartu sebagai sarana utama permainan yang kini semakin mendunia dan menyebar di semua usia maupun strata sosial.  Sementara itu, ada beberapa atau kebanyakan permainan yang menggunakan jenis kartu yang sama cenderung membawa kesan negatif sebagai alat untuk berjudi.  Pada dasarnya, judi adalah perbuatan yang dilarang oleh hukum negara Indonesia dan agama (khususnya Islam). Dalam ranah hukum negara, judi atau perjuadian adalah suatu bentuk kriminalitas yang bersumber dari dua hal: niat dan kesempatan. Artinya, permainan kartu jenis apapun jika diawali dengan niat untuk berjudi, maka hal itu termasuk tindak kriminalitas dan hukumnya haram. Apalagi jika ada kesempatan atau peluang untuk melakukannya. Karena berjudi dapat dilakukan dengan sarana apapun, bukan hanya dengan media kartu. Permainan bridge adalah satu cabang olahraga otak seperti halnya catur (schaack/chess). Sportivitas (jujur dan saling menghargai) adalah asas utama. Bridge mem