Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

MaDig Competition Jilid 7

  Tema : Olahraga Bridge sebagai Jembatan untuk Mencerdaskan Bangsa Peraturan Teknis Lomba  1.       Peserta membuat majalah digital minimal 16 Halaman.   Jumlah halaman dapat ditambah dengan kelipatan 8, Halaman, contoh : 24 hal, 32 hal, 40 hal dan seterusnya.   2.   Isi majalah digital bisa berbentuk dan tidak terbatas pada teks, gambar, foto, video, animasi, dan suara/musik. S emua so f tware diijinkan untuk digu n akan (contoh, tetapi tidak terbatas pada : inde s ign – photoshop – pagemaker – corel d raw – flash – dan sebagai n ya). 3.       Halaman majalah digital ter d iri dari : o    Cover Depan o    Isi ( minimal/wajib) ü   Artikel terkait olahraga secara umum ( minimal 1 artikel) ü   Artikel tentang Olahraga Bridge (minimal 4 artikel). Artikel ini bisa membahas tentang Organisasi Olahraga Bridge di Indonesia (GABSI), prestasu Bridge Indonesia, Cara Bermain Bridge dan sebagainya ü   Artikel tentang Yayasan Pendidikan Telkom (m

Bridge adalah Permainan Komunikasi di antara Pasangan Pemain (Rekomendasi IMSA)

Bridge is a game of communication between a pair of players, playing in partnership, and their opposing pair. A contract is decided during the first phase, called the auction. Then the second phase involves the play of the cards and is based on information gained, together with the probabilities of card distribution. Duplicate bridge gives a comparison of results obtained by different pairs holding the same cards, and thus no luck is involved. It is, in reality, a game of skill and judgment, a true sport. Specific information Through its World Educational Foundation, the WBF has developed a teaching programme especially for schools supported by UNESCO. This programme is actively used in many countries (US, France, Italy, Germany, Netherlands, Poland, China, Indonesia…). Bridge provides excellent mental training and exercise, involving the calculation of probabilities, analysis of data and the use of memory. In Bridge, the understanding created between partners is of great im

Lomba Minibridge Hari Merdeka 2012

Memeriahkan perayaan Hari Merdeka tahun 2012, Seksi Olahraga Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Kebumen menyelenggarakan beragam kegiatan yang memotivasi para peserta didik Sekolah Dasar di Kec. Kebumen. Satu diantaranya adalah "Lomba atau Pertandingan Minibridge" yang akan dilaksanakan " di homebase bridge Kebumen" Aula UPT Dinas Dikpora Kec. Pejagoan pada Jum'at, 3 Agustus 2012. Menurut Panitia Pelaksana yang juga menjabat selaku Ketua Harian GABSI Kebumen, Miftahul Hadi, kegiatan ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan bagi para atlet minibridge di Kec. Kebumen khususnya untuk membuktikan kemampuan bermain olahraga otak berpasangan ini sebagai ajang antara dua POPDA Kabupaten. Selain itu juga untuk memasyarakatkan Program Bridge Masuk Sekolah (BMS) yang dicanangkan oleh Pengurus Pusat GABSI bersama Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga sejak 2008.  Sebagai pembina, Pengurus GABSI Kebumen mengucapkan terima kasih kepada Kepala Seksi Olahraga Di

POPDA Minibridge Kabupaten Kebumen 2012

Tidak hanya di cabang sepakbola, fairplay (bermain bersih/jujur) juga berlaku pada cabang olahraga otak: bridge (senior) atau minibridge (pelajar SD – SMA sederajat). Dalam Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) SD/MI Kabupaten Kebumen 2012 ini, Panitia Pelaksana yang diketuai oleh Miftahul Hadi menerapkan prinsip fairplay dengan cara mengocok seluruh kartu dan duplikatnya di depan peserta maupun official sebelum pertandingan dimulai. Dampaknya tentu pada waktu pelaksanaan yang mengalami pengunduran sekitar 1 jam dari yang dijadwalkan mulai jam 8 pagi. Selaku Inspektur Pertandingan mewakili Pengurus Cabang GABSI Kebumen, saya dapat menerima alasan penundaan itu agar tercapai tujuan utama olahraga bridge: jujur(fairplay) dan disiplin (taat aturan dan etika). Karena bridge adalah olahraga prestasi yang dapat diukur dengan standar nilai universal, terbuka dan dapat diperbandingkan hasilnya.   Dengan demikian, secara logika dan sosial , tidak ada alasan untuk menutupi kecurangan bai