Langsung ke konten utama

Pernak Pernik di Balik Penyelenggaraan Sirkuit Dulongmas Putaran I




Menyelenggarakan satu turnamen (tourney) di semua cabang olahraga biasanya dilakukan oleh satu kepanitiaan ad hoc yang dibentuk oleh Pengurus cabang olahraga tsb. Begitu pula dengan cabang bridge. Apalagi jika labelnya adalah ajang ukur prestasi.
Bridge sebagai olahraga prestasi memiliki tata cara penyelenggaraan pertandingan yang sangat mungkin berbeda dari cabang olahraga lain. Di cabang bridge, biasanya ada dua jenis pertandingan yaitu pasangan 2 kawan (pairs) atau lebih popular dengan sebutan Hawel. Ada juga pertandingan pasangan 4 kawan (patkawan/ virtal).

Pada pertandingan pasangan 2 kawan, sistem yang digunakan beragam: Swiss atau round robin , top and bottom dan lain-lain. Sirkuit Bridge Dulongmas yang dikembangkan dari Latihan Bersama Triwulan GABSI  eks Karesidenan Kedu dan Banyumas menerapkan sistem top and bottom. Setiap pasangan dituntut cermat berhitung nilai “keuntungan”. Dengan istilah praktis, setiap pasangan yang bermain dalam sistem ini harus mampu menghitung untung atau rugi kontrak pada setiap papan pertandingan (board). Di sini, pemain bridge telah dilatih berhitung cepat, cermat dan dengan risiko terukur. Kecepatan diperlukan untuk mengimbangi batasan waktu yang hanya ada 7 – 8 menit, mulai dari awal penawaran hingga akhir permainan. Sementara itu, kecermatan berhitung tidak hanya sebatas jumlah nilai kartu raja (high card point = HCP), situasi papan ( bahaya atau tidak bahaya) serta setiap lembar kartu yang telah dikeluarkan oleh masing-masing pemain.  Tetapi, penguasaan teknik melakukan penawaran (bidding) dan mengelola permainan (play) lebih utama. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak hal yang bisa kita aplikasikan dari pola atau sistem pertandingan ini. Khusus bagi yang berkecimpung di dunia perdagangan, politik atau para ibu pengelola rumah tangga (istilah baru di e KTP untuk mengganti istilah lama ibu rumah tangga).

Sirkuit (Liga) Bridge Dulongmas direncanakan sebagai ajang ukur prestasi bagi para atlet bridge se Korwil III Jawa Tengah yang telah memiliki satu ajang formal: POR Dulongmas yang diselenggarakan di antara 2 POR Provinsi. Tujuan utama adalah memacu motivasi atlet agar senantiasa menjaga dan mengembangkan mutu permainan. Karena di akhir tahun akan dilakukan perhitungan masterpoint dan hasilnya adalah munculnya master-master lokal Dulongmas atau Provinsi Jawa Tengah. Pola perhitungan masterpoint ini mungkin akan dikumpulkan setelah melalui 3 putaran dan pasangan yang berada di peringkat 12 besar akan diadu untuk menentukan Master Lokal Dulongmas atau Master Provinsi (jika dimungkinkan). Gambaran ini diperoleh dari konsultasi kami (saya dan Bp. Tri Ratna Temanggung) dengan Sekretaris Pengurus Provinsi GABSI Jawa Tengah, Bp. Tatang Kristiadhi, di sela pertandingan Temanggung Cup 2012 yang lalu.

Berdasarkan tujuan di atas, Pengurus Kabupaten (Pengkab) GABSI Kebumen atau GABMEN yang mendapat giliran pertama menyelenggarakan turnamen tsb berusaha memaksimalkan cara untuk mendekati kondisi ideal menggapai sasaran munculnya master-master baru di wilayah Dulongmas. Karena itu, untuk menjaga asas fairplay , kami mengundang penyelenggara pertandingan ( Tournament Director/ TD ) dari Provinsi. Bahkan kami juga berencana agar kehadiran TD netral dapat memberikan pencerahan dan transfer ilmu kepada kami selaku tuan rumah. Sayangnya, kesempatan emas ini terbuang karena petugas yang disiapkan mendadak sakit kepala dan harus meninggalkan arena pertandingan sebelum rencana itu dapat diwujudkan. Barangkali, suatu saat, kami harus merencanakan satu atau dua kegiatan coaching clinic khusus tentang penyelenggaraan pertandingan berbasis IT.



Salah satu dampak atau tindak lanjut dari penyelenggaraan putaran pertama Sirkuit Dulongmas di Kebumen adalah munculnya gagasan melakukan latihan bersama pasangan 4 kawan (virtal) yang akan dilaksanakan di Pekalongan pada Minggu, 17 Pebruari 2013 (undangan bagi Gabmen terlampir). Ajang latihan ini bertujuan untuk persiapan tim masing-masing Pengkab/Pengkot berlaga di Kualifikasi POR Provinsi Jawa Tengah pada 8 – 10 Maret 2013 di Semarang. Kecuali bagi Pengkab GABSI Banyumas yang akan menjadi tuan rumah POR Provinsi Jawa Tengah 2013. Juga disepakati untuk penyelenggaraan putaran II Sirkuit Dulongmas di Kabupaten Banyumas pada minggu III/IV April 2013.

 
Putaran pertama Sirkuit Dulongmas ini memang telah berakhir dengan munculnya nama-nama pasangan yang bertengger di Daftar Hasil Akhir setelah 2 sesi yang terpampang pada tulisan pertama. Mungkin ada yang merasa puas dengan hasil itu. Tetapi, boleh jadi masih banyak yang kurang atau tidak puas dengan hasil yang dicapai saat ini. Seperti kata Sdr, Deni P; dari GABTEMA (Temanggung), tidak ada protes dari peserta alias hasil akhir diterima bulat tanpa reserve. Inilah tradisi yang telah berlangsung sepanjang waktu pelaksanaan Latihan Bersama Triwulan yang kini dan nanti akan bertajuk Sirkuit Dulongmas. Saling menghormati dan menjaga keutuhan tali silaturahmi lebih dikedepankan meski dalam ajang semi formal.

Secara keseluruhan, Sirkuit Dulongmas Putaran I di Aula PGRI Kebumen ini dapat berlangsung sesuai dengan tujuan awal yakni mewujudkan gagasan sebagai ajang ukur prestasi bagi para atlet bridge se Korwil III Dulongmas. Selaku penyelenggara, GABMEN merasa memiliki banyak kekurangan dalam hal pelayanan administratif, penyambutan tamu dan lain-lain. Kekurangan dalam hal administratif misalnya adalah ketidak-hadiran Pengkab GABSI Cilacap sampai dengan waktu terakhir pembukaan turnamen tanpa konfirmasi atau informasi yang jelas. Demikian pula atas kegagalan upaya transfer pengetahuan tentang penyelenggaraan pertandingan berbasis IT. Serta banyak lagi kekuarangan yang akan menjadi pelajaran berharga bagi GABMEN khususnya dan mungkin juga untuk Pengkab/Pengkot GABSI yang pada saatnya akan menyelenggarakan Sirkuit Dulongmas. Atas kekurangan dan kekhilafan itu, kami mohon maaf sebesar-besarnya. Ucapan terima kasih dan apresiasi sangat tinggi kepada semua atlet dan Pengkab/Pengkot GABSI peserta Putaran I. Dan semua pihak yang telah mendukung kegiatan ini. Karena kami selalu yakin bahwa :

Bridge menjadi jembatan
untuk mencerdaskan Bangsa Indonesia.


Jayalah selalu olahraga Bridge
dan Bangsa Indonesia



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sistem Penawaran Presisi

Sistem Penawaran Presisi ( Precision Bidding System ) atau sering disingkat Prec adalah sistem penawaran yang memiliki penggemar sangat banyak di Indonesia. Bahkan, dalam salah satu artikel Bert Toar Polii ditulis: Indonesia adalah Presisi ! Popularitas sistem ini terutama karena opening bid (pembukaan) 1C yang berarti punya pegangan kartu berjumlah 16HCP atau lebih. Cukup sampai disinikah sistem presisi berlaku ? Ternyata tidak. Karena itu, agar mendapatkan gambaran yang cukup lengkap tentang sistem yang berbasis distribusi ini, saya mengadopsi dari Sistem Presisi AMOX COMMUNITY yang rasanya cukup mewakili sistem presisi baku di bawah ini. 1) Penawaran Tingkat 1: OPENER RESPONDER POINTS 1 D SEGALA DISTRIB 0 – 7 1 C 1 H / S MIN 5 LEMBAR 8 – 15 16 UP 1 NT BALANCE 8 – 10 2 C / D MIN 5 LEMBAR 8 – 15 SEGALA DISTR. 2 H / S MIN 6 LEMBA

Bridge Itu Olahraga Otak Yang Asyik Lho - Pengenalan

Bridge itu jembatan. Yang dijembatani adalah informasi kartu dari pasangan dua orang yang sifat dan kemampuan berpikirnya berbeda.  Bentang informasi kartu sebanyak jumlah lembar, warna dan nilai kartu bridge. Nama aslinya Contract Bridge atau bisa juga disebut Bridge saja. Bridge termasuk olahraga otak seperti catur. Bedanya, catur dimainkan individual. Bridge harus dilakukan berpasangan. Memadukan dua orang yang secara alamiah tentu berbeda karakter (sifat atau kepribadian), selera serta kapasitas berpikirnya. Permainan Bridge menggunakan alat bantu utama berupa satu set kartu yang popular disebut kartu remi tanpa joker . Ada 52 lembar yang terbagi dalam 4 warna . Dimulai dari warna terlemah , Club (C)   atau keriting , kemudian Diamond (D) atau wajik , Heart (H) atau hati  dan w arna terkuat adalah Spade (S) atau daun . Kita akan tahu kalau setiap warna kartu bridge itu berjumlah 13 lembar (52 ÷ 4). Bridge berkembang jadi permainan yang mend

Pandangan Islam Tentang dan Manfaat Olahraga Bridge

Bridge atau Contract Bridge memakai kartu sebagai sarana utama permainan yang kini semakin mendunia dan menyebar di semua usia maupun strata sosial.  Sementara itu, ada beberapa atau kebanyakan permainan yang menggunakan jenis kartu yang sama cenderung membawa kesan negatif sebagai alat untuk berjudi.  Pada dasarnya, judi adalah perbuatan yang dilarang oleh hukum negara Indonesia dan agama (khususnya Islam). Dalam ranah hukum negara, judi atau perjuadian adalah suatu bentuk kriminalitas yang bersumber dari dua hal: niat dan kesempatan. Artinya, permainan kartu jenis apapun jika diawali dengan niat untuk berjudi, maka hal itu termasuk tindak kriminalitas dan hukumnya haram. Apalagi jika ada kesempatan atau peluang untuk melakukannya. Karena berjudi dapat dilakukan dengan sarana apapun, bukan hanya dengan media kartu. Permainan bridge adalah satu cabang olahraga otak seperti halnya catur (schaack/chess). Sportivitas (jujur dan saling menghargai) adalah asas utama. Bridge mem