Bridge sebagai stimulator
otak kiri
Otak kiri berfungsi dalam hal-hal yang
berhubungan dengan logika, rasio, kemampuan menulis dan membaca, serta
merupakan pusat matematika. Beberapa pakar menyebutkan otak kiri merupakan pusat Intelligence Quotient ( IQ ). Olahraga bridge memungkinkan pemain
mengembangkan kapasitas kecerdasan otaknya karena berisi hal-hal sebagai
berikut:
1. Dasar utama dalam bridge
adalah menghitung nilai kartu. Kartu bridge adalah kartu remi atau poker tanpa joker. Jumlah seluruh kartu
bridge sama dengan 52 lembar, terdiri dari 4 warna (suits) menurut kekuatan yaitu spade (S atau
), heart (H atau
), diamond (D atau
), club ( C atau
). Urutan kekuatan warna akan mempengaruhi 2 proses utama dalam bermain
bridge: penawaran dan permainan.
2. Hanya kartu-kartu raja ( high cards ) : Ace (A) = 4, King (K)
= 3, Queen (Q) = 2 dan Jack (J) = 1 yang dihitung nilainya. Masing-masing
warna kartu berjumlah 13 lembar: A-K-Q-J termasuk kelompok kartu raja dan 10-9-8-7-6-5-4-3-2 adalah kartu-kartu biasa.
3. Setiap warna kartu bernilai
10: 4 + 3 + 2 + 1 (A+K+Q+J).
4. Seluruh kartu bridge benilai
: 40 (4 x 10).
5. Proses penawaran dimulai
dari tingkat terendah (1) dan dengan warna terlemah (C ).
Penawaran adalah sebuah proses yang penuh dengan perhitungan nilai (high cards point atau HCP) dan posisi atau distribusi kartu.
Banyak teori matematika, khususnya statistika yang diaplikasikan dalam proses
ini. Terutama teori probabilitas pada sub bahasan distribusi frekuensi. Dalam bridge, teori probabilitas disebut
dengan istilah teori prosentase. Secara garis besar, aplikasi teori statistika
dalam permainan bridge Nampak jelas pada pola
pembagian distribusi kartu : seimbang (balanced
hand), agak seimbang (semi balanced
hand) dan acak.
Olahraga bridge menjadi stimulator otak kiri pada bagian perhitungan
matematikal atau statistikal. Selain itu, dalam menjalankan proses penawaran
misalnya, pemain dituntut jeli dalam mengatur posisi selaku pasangan yang
menyerang (declarer) atau ketika bertahan (defender). Strategi
bermain adalah bagian penting yang memungkinkan pemain bridge menggapai hasil
maksimal. Tidak setiap saat menjadi pemimpin, kadangkala perlu menjadi pengikut
atau pihak yang kalah untuk menggapai puncak prestasi. Strategi atau lebih
tepatnya taktik bermain juga menyerap cara yang biasa digunakan dalam suatu
peperangan oleh tentara atau polisi.
Sesuai namanya, bridge adalah jembatan kartu antar pemain dalam satu
pasangan. Kekompakan menjaga alur permainan antar pemain sangat menentukan
setiap proses, baik saat melakukan penawaran maupun permainan. Karena hasil
dalam bridge dihitung dari jumlah kartu kemenangan ( trick ) yang
dikumpulkan, setiap pemain harus menghitung jumlah trick minimal yang harus
dikumpulkan. Ini adalah bagian dari kemampuan manajerial pemain bridge dalam
hal membuat rencana dan menerapkannya dalam permainan. Setiap pemain bridge
harus mampu menentukan saat yang tepat untuk menggunakan setiap lembar kartu
yang dipegang. Ada trick pasti, trick yang dapat diusahakan untuk menjadi pasti
dan tidak dapat menjadi trick sama sekali. Banyak aplikasi teori perang yang
berlaku di sini.
Komentar
Posting Komentar