Langsung ke konten utama

MEMBINA PARTNERSHIP - Bagian I


Bagian I. Dari Kolom Bert Toar Polii di Kompasiana
http://lifestyle.kompasiana.com/hobi/2011/09/08/membina-partnership-392192.html

Kemampuan menguasai sistem dan konvensi yang digunakan serta teknik-teknik permainan secara individual belum menjamin keberhasilan dalam permainan bridge. Sebab permainan bridge adalah permainan pasangan, sehingga seorang pemain betapapun tinggi keterampilan indivudunya akan sia-sia tanpa seorang pasangan yang mampu memahami dirinya baik dalam segi teknis maupun nonteknis.

Kunci keberhasilan dalam permainan bridge lebih cenderung ditentukan oleh kemampuan dan kekuatan partnership daripada kemampuan individual. Membina partnership bagaikan suatu ikatan perkawinan, yang akan langgeng dan lancar jika saling dapat memahami dan menghormati antar individu.

Sangat sulit untuk menentukan kriteria-kriteria yang tepat dalam membina partnership. Berdasarkan pengalaman penulis yang telah menekuni olahraga ini selama kurang lebih 30-an tahun, ada beberapa kriteria penting yang harus diperhatikan untuk membina partnership.

1.      Membina dan mengembangkan diri sendiri.
Sebelum membina partnership dengan orang lain, terlebih dahulu kita harus mempersiapkan diri sendiri. Dalam mempersiapkan diri, kita harus memperhatikan 3 hal, yaitu:
a.      Sabar
Meningkatkan kemampuan dalam permainan bridge memerlukan kesabaran karena menyangkut waktu yang cukup panjang. Untuk menjadi pemain bridge yang baik selain membutuhkan waktu (sering bermain agar mendapatkan pengalaman yang berharga), rajin belajar dari buku-buku teori yang ada serta perbanyak diskusi dengan pemain-pemain bridge yang baik.


b.      Rileks dan gembira
Dalam permainan, bagaimanapun sulitnya problem yang dihadapi jangan tegang tetapi usahakan tetap rileks dan gembira.

c.       Berusaha menjadi partner yang baik.
Penulis terkesan dengan wejangan dari Alamarhum Yasin Wijaya, mantan pemain nasional tentang salah satu kunci utama untuk menjadi partner yang baik. Menurut Almarhum, untuk menjadi partner yang baik kita harus secara tulus menerima apapun kekurangan maupun kelebihan partner kita. Jika terjadi kesalahan dalam bidding, defense ataupun play, sekalipun jangan menyalahkan partner secara berlebihan, sebab partner juga tidak ingin berbuat salah. Satu hal yang penting, kita juga tidak sempurna.

2.      Hindari diskusi di meja.
Diskusi di meja pertandingan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi moral dan kepercayaan partnership. Sebaiknya setiap permasalahan didiskusikan berdua saja. Hal ini akan mempermudah dalam memberikan maupun menerima kritiki-kritik yang membangun dan menganalisa hasil yang jelek tanpa didengar orang lain. Kalaupun perlu orang ketiga, hendaknya dicari seorang yang ahli yang mampu memberikan masukan tentang masalah yang dihadapi.
3.      Diskusi
Sediakan waktu yang cukup untuk mendiskusikan sistem, konvensi, perjanjiaan antar partnership dll. agar tidak terjadi salah pengertian. Biasakan mencatat seluruh bahan-bahan yang telah didiskusikan.
4.      Praktek bidding
Perbanyak latihan bidding, latihan bidding dapat dilakukan berdua baik dengan menggambil distribusi dari majalah-majalah atau buku-buku bridge atau membagi sendiri kartu berdua dilanjutkan dengan melakukan bidding.. Untuk memperlancar slam bidding, kartu sebelum dibagi, angka 2 sampai dengan 8 dikeluarkan dulu baru dibagi.
5.      Jadilah partner yang menyenangkan
Menjadi juara dalam suatu pertandingan, tentunya adalah suatu hal yang sangat diidam-idamkan oleh setiap pemain. Tetapi, jangan lupa bahwa yang lebih penting lagi adalah menikmati permainan itu sendiri. Hasil terjelek sesudah pertandingan berakhir adalah tanpa kedua hal di atas.
Penulis menyadari bahwa hal-hal di atas memang mudah untuk diutarakan tetapi dalam praktek terasa agak sulit untuk diterapkan. Walaupun sulit, kapan lagi jika kita tidak mulai mencobanya dari sekarang.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sistem Penawaran Presisi

Sistem Penawaran Presisi ( Precision Bidding System ) atau sering disingkat Prec adalah sistem penawaran yang memiliki penggemar sangat banyak di Indonesia. Bahkan, dalam salah satu artikel Bert Toar Polii ditulis: Indonesia adalah Presisi ! Popularitas sistem ini terutama karena opening bid (pembukaan) 1C yang berarti punya pegangan kartu berjumlah 16HCP atau lebih. Cukup sampai disinikah sistem presisi berlaku ? Ternyata tidak. Karena itu, agar mendapatkan gambaran yang cukup lengkap tentang sistem yang berbasis distribusi ini, saya mengadopsi dari Sistem Presisi AMOX COMMUNITY yang rasanya cukup mewakili sistem presisi baku di bawah ini. 1) Penawaran Tingkat 1: OPENER RESPONDER POINTS 1 D SEGALA DISTRIB 0 – 7 1 C 1 H / S MIN 5 LEMBAR 8 – 15 16 UP 1 NT BALANCE 8 – 10 2 C / D MIN 5 LEMBAR 8 – 15 SEGALA DISTR. 2 H / S MIN 6 LEMBA

Bridge Itu Olahraga Otak Yang Asyik Lho - Pengenalan

Bridge itu jembatan. Yang dijembatani adalah informasi kartu dari pasangan dua orang yang sifat dan kemampuan berpikirnya berbeda.  Bentang informasi kartu sebanyak jumlah lembar, warna dan nilai kartu bridge. Nama aslinya Contract Bridge atau bisa juga disebut Bridge saja. Bridge termasuk olahraga otak seperti catur. Bedanya, catur dimainkan individual. Bridge harus dilakukan berpasangan. Memadukan dua orang yang secara alamiah tentu berbeda karakter (sifat atau kepribadian), selera serta kapasitas berpikirnya. Permainan Bridge menggunakan alat bantu utama berupa satu set kartu yang popular disebut kartu remi tanpa joker . Ada 52 lembar yang terbagi dalam 4 warna . Dimulai dari warna terlemah , Club (C)   atau keriting , kemudian Diamond (D) atau wajik , Heart (H) atau hati  dan w arna terkuat adalah Spade (S) atau daun . Kita akan tahu kalau setiap warna kartu bridge itu berjumlah 13 lembar (52 ÷ 4). Bridge berkembang jadi permainan yang mend

Pandangan Islam Tentang dan Manfaat Olahraga Bridge

Bridge atau Contract Bridge memakai kartu sebagai sarana utama permainan yang kini semakin mendunia dan menyebar di semua usia maupun strata sosial.  Sementara itu, ada beberapa atau kebanyakan permainan yang menggunakan jenis kartu yang sama cenderung membawa kesan negatif sebagai alat untuk berjudi.  Pada dasarnya, judi adalah perbuatan yang dilarang oleh hukum negara Indonesia dan agama (khususnya Islam). Dalam ranah hukum negara, judi atau perjuadian adalah suatu bentuk kriminalitas yang bersumber dari dua hal: niat dan kesempatan. Artinya, permainan kartu jenis apapun jika diawali dengan niat untuk berjudi, maka hal itu termasuk tindak kriminalitas dan hukumnya haram. Apalagi jika ada kesempatan atau peluang untuk melakukannya. Karena berjudi dapat dilakukan dengan sarana apapun, bukan hanya dengan media kartu. Permainan bridge adalah satu cabang olahraga otak seperti halnya catur (schaack/chess). Sportivitas (jujur dan saling menghargai) adalah asas utama. Bridge mem